Friday, December 26, 2008

Merry Christmas 2008


 


 


 


 

Jesus Bless You.

 

Wednesday, December 10, 2008

AC/DC: Ada Cinta Dalam Curhatan

Seminggu sudah lewat sejak ketegangan meninggi di rumah (yang diakibatkan... ya antara lain oleh gue juga, so why bother??), tapi berhubung tegangan tinggi itu ga gue bawa-bawa ke permukaan, ya situasi masih tetap terkendali, kecuali saat nyokap gue terpaksa ga bisa ke toko di salah satu hari di minggu ini. Heran? Jelas! Bahkan di saat pingsan di greja pas pagi harinya aja, dia masih nyanggupin buat ke toko sesudahnya. Jadi gue berkesimpulan bahwa cuma keajaiban dunia yang bisa buat dia bolos ke toko. Dan keajaiban itu terjadi barusan... Aneh juga sih bahwa dia ga ke toko cuma sakit yang "biasa" aja, bikin gue semakin curiga; bukan apa-apa, takutnya aura kekesalan gue, yang masih terpendam di minggu ini, yang bikin dia gelisah.

hehehe...

Well
, must admit it, perut itu urusan sensitif... selain cewe tentunya! (hehehe, ini khusus cowo). Tapi, ternyata ga seperti selera makan yang bawaan oroq dan susah banged..nged..ngeddd berubahnya, selera tentang cewe ga susah berubah. Hal-hal yang mempengaruhinya antara lain adalah: (i) pola pergaulan; (ii) kedekatan dengan ibu (kandung maupun gadung, eh maksudnya ga kandung); (iii) terlalu sering ditolak oleh tipe yang sama (ooopss!!!). Eh, kok makin lama jadi seperti kuliah sosiologi gini yak??? Biarin, ngobrolin cewe biasanya suka ga berasa kok, jadi simak aja terus yaaa...

Gue sendiri dekeeetttt bang3ed ma mama (mungkin aga ga lazim bilang "mama" ke umum, tapi kata temen gue yang mengerti gue lebih baik dari gue sendiri bilang ini perlu buat bedain ama nyokap yang sekarang), ga jelas karena gue anak tunggal apa bukan, tapi yang jelas mama adalah orang yang sangat lovable (MEL, aren't you smiling hearing this word? ;D). Orangnya cantik, tinggi sedang untuk ukuran asia (means: cukup pendek, 155 only, hehehe...), katanya sih ga mirip nyokapnya (jadi gue cukup hoki punya nyokap yang cantik, dan prestasi bokap ini gue harap bisa gue teruskan dengan sukses, kalau bisa malah lebih lagi, hohoho...)

Dimulai dari SD-SMP, selera gue masih kebanyakan ditentukan oleh pasar, maksudnya temen-temen gue, yang waktu itu udah puber duluan -> gara-gara kebanyakan makan ayam leghorn kalo kata mama, hehehe... makanya dulu gue dijatah kalo mo makan KFC, setaon cuma 4-5 kali; di rumah mah kampung selalu, bokap ga demen ayam suntik. (heran, ngomongin cewe nyambung aja yah ama makanan, soal selera sih!). Di akhir SMP menjelang SMU (generasi pertama neh, sebelum angkatan gue, pada ngomong SMA! jadi yang suka ngomong SMA, ketauan tuanya, HAHAHA...), gue baru bisa menentukan selera yang sesuai dengan keinginan gue. Kebetulan, di saat-saat detik terakhir gue berpisah dengan temen SMP, dan di waktu gue masuk SMU yang sama sekali baru, gue menemukan dua orang siswi yang berpotongan ampir sama, dari postur tubuh sampe gaya ngomong; and if those things haven't surprised you, imagine this: those girls also know and befriend each other!! HA, seperti kebetulan yang dipaksakan. Tapi seumur idup gue di SMU, benchmark yang ada di otak gue udah fixed. Kalo misalkan ada cerita-cerita perjalanan gue dengan si M ato si O, itu cuma pernak-pernik yang sebagian besar kerjaan dari temen-temen yang suka jodoh-jodohin ama si O ato M itu.

Seorang temen gue, yang tadi gue sebut sebagai orang yang paling mengerti gue, udah tau apa yang bisa bikin gue terkesima: cewe bertongkrongan kecil (pendek?) cenderung kurus, yang suaranya juga kecil (eits jangan salah, ada loh cewe badan kecil tapi suara menegangkan), dan cerewet suka bercanda (bukan cerewet ngegosip kaya ibu-ibu ga jelas). Oiya satu lagi, matanya juga tajam, tipikal cewe yang cerdas, bukan yang suka planga-plongo ga nyambung kalo diajak ngomong, hehehe...

Nah, tapiiii... Satu kelemahan gue (atau malah ini disebut kelebihan?) adalah, bahwa setelah bergaul dan merasa cocok dengan seorang (cewe tentunya!), maka ciri-ciri yang gue sebutkan di atas tadi menjadi mentah dan ga ada artinya lagi. Berita baik tentunya buat banyak cewe yang lagi naksir gue tapi ga memenuhi syarat di atas! Tapi gue menyebutkan apa yang ada di paragraf barusan bukan asal-asalan. Somehow, apa yang gue inginkan ada dalam cewe idaman gue (smart sense of humor, lincah, apa adanya) biasanya gue temukan dalam sosok seperti itu. Mungkin gue perlu buat riset mengenai korelasi antara bentuk fisik seseorang dengan karakter serta perilakunya, karena gue bisa tau bahwa gue sedang berhadapan dengan orang yang bisa cocok sama gue dalam pertemuan pertama. Tapi gue rasa ini adalah skill alami yang dipunyai semua orang, kalau aja mereka mau sadar, jadi bukan kelebihan gue doank.

Entah kenapa, akhir-akhir ini kok kayaknya selera gue mulai bergeser. Ga tau yah, apakah karena bergaul dengan teman-teman yang punya ukuran "berbeda" dari yang di atas, membuat gue mulai melupakan standar yang tadinya sudah berakar kuat dalam bawah sadar gue. Gue sekarang jadi terkesima dengan cewe yang "maxi", yang artinya juga gue mulai suka dengan cewe yang tidak begitu lincah, lebih perasa, dan tidak sehumoris tipe cewe yang sebelumnya gue suka. Dan ada apa sebenarnya sampe terjadi pergeseran minat serta daya beli (hush, emangnya sales mo nawar barang di tanah abang???) sedemikian drastis (walaupun tidak sedrastis tiba-tiba gue jadi suka artis cwe misalnya, atau Delon...)

Well, ceritanya panjaaa...ang, tapi buat sahabat gue rasanya sudah bisa nebak dengan jitu. Kalaupun ada yang masih penasaran, silakan submit saja komen-komen kalian di sini, dan gue akan lanjutkan ceritanya (ga dikomen pun akan gue lanjutkan, tapi tergantung stok apa yang ada di otak gue yah...) ciaooo!


ooohh, feels like winter here, my regret for not married yet...

Thursday, December 04, 2008

Lapar Sumber Emosi

GUE MARAAAHHH!!!!!!!!!!
Ini bukan pertama kalinya gue berkonflik di "keluarga baru" ini, tapi kali ini keliatannya udah terlalu besar dari yang biasanya bisa gue tolerir. Ok, simpel aja sih mungkin kalo ntar udah sampe ke inti ceritanya, tapi saat ini, gue mo coba buat naikin tensi alurnya dulu, biar pada emosi, sama kaya gue (hehehe...)

Minggu lalu, tepatnya sabtu, pmbokat gue bikinin makanan favorit gue, asli asalnya dari tempat mama (minahasa), sesuatu yang sekarang langka banget gue santap, mungkin 2 kali setaon aja udah bisa dibilang hoki (ini ga termasuk yang gue makan di tempat Iie gue loh yaa!). Padahal hari itu gue abis kondangan, dan memang jadwal makan gue wiken kemaren mayoritas di luar... Ok, minggu siang i'm in d house, tapi yang dihidangin... bukan itu! Well, better luck next time, begitu pikir gue (karena pas melongo kulkas, masakan itu masih di sana).

Now, i really didn't pay any attention to that until tonight, coming home late and hungry like a wolf, i imagined of something able to fly me to polaris (don't know this stuff, but there was a movie 'bout it, rite??) And it took me a long time before realized that it already belonged to other's, the maid told me.

Gue ga mencoba untuk mengeneralisir, tapi sungguh, hidup bersama orang asing di rumah yang sama butuh lebih dari sekedar perjuangan. Not talking about my marriage, but other's... Dan walaupun mungkin stepmom edisi kali ini tidak sekejam film Arie Hanggara, tapi bukan tanpa alasan gue pengen cepet-cepet punya rumah sendiri (padahal, menurut hukum adat yang berlaku di indo, dilarang punya rumah kalo blom punya calon -- apalagi kalo yang beli rumah cewe, lebih tabu lagi hukumnya...). Kalo nurutin emosi saat itu, rasanya mo langsung gelar sidang terbuka mendadak di tengah malem ama papa, kalo ga inget ini-itu...

Abis ngubek sudut-sudut kamar, beruntung masih ada sisa mi instan, yang langsung gue rebus semuanya (maksud semuanya di sini ga banyak kok, cuma 3, dikit khan...?). Setelah makan, emosi gue jadi reda, wushhhh... (bunyinya kaya es batu dicemplungin ke air mendidih... mo tau suhu akhirnya? baca dulu soal di blog fisika ini ;D )

Mungkin ini saatnya mengerti kata-kata mutiara ini: "Selapar-laparnya induk harimau, tidak akan memakan anak sendiri", yang artinya kurang lebih: daging anak harimau itu ga enak, sampai induknya aja ga mau makan. Hehehe, bukan itu sebenernya, tapi in my commonest sense, makna yang barusan itu paling masuk di akal. Ternyata seiring dengan bertambahnya kebijaksanaan gue, baru disadari kalo ternyata maknanya dalem sekali. "Selapar-laparnya" itu menunjukkan kalo memang setiap makhluk bisa jadi sangat-sangat berbahaya kalo lagi laper. Jangankan harimau, manusia aja bisa jadi pemangsa sesamanya kalo lagi laper, walaupun sekali lagi, ga bakal mo makan anak harimau (padahal sih menurut gue, kambing tuh yang badannya bau banget; pantes aja kalo orang yang belom mandi suka disamain ama kambing... eh sori keterusan, abis sebel sih udah mo lebaran haji jadi banyak bau kambing di jalan, apa musimnya males mandi juga kali yaaa???)

Saat ini, gue dah kenyang, dan keinginan untuk membuka keran konfrontasi langsung dengan sang oknum sudah tidak ada. Entah apa yang nanti akan terjadi, kalau hal ini terjadi kembali di rumah orangtuaku ini, sebelum daku sempat mencari perteduhan yang baru. Kiranya TUHAN mencegah kemungkinan itu terjadi.

Pesan terakhir untuk kalian yang di luar sana: berpikirlah 500 kali apabila akan mengiyakan papa kalian untuk mengangkat mama baru, karena hal itu kemungkinan besar berarti kalian akan kehilangan kesempatan merasakan surga lagi di meja makan.

Sunday, November 23, 2008

[jazz] Holland Weeks Ending Special: BOI AKIH Concert

It's raining, yes! Not the kind i would let down a performance at Erasmus Amphitheatre as a pre-show for 10th Annual JAKJAZZ 2008 featuring BOI AKIH, a Holland group with Ambonese vocalist, with Andrea Maulana Jazz Trio for the opening act; after a miss of 31st Annual Jazz Goes To Campus (JGTC), a letdown because of a promise made before.

It's 2 p.m., and Jakarta had already covered with cloud, followed then by a sudden rain, that stopped just before the show began at 3. It took another 15 mins or so to be prepared, when a nice-looking, young (i suppose?) woman entered the stage, communicating in english, quickly introduced her band members which included Ahmad (keyboard) and Yus Rajab (saxophone-flute). It's Andrea Maulana, started the opening act with a smooth composition of Roberta Flack's "Feel Like Making Love", followed by a medium beat of Natalie Cole's "Don't Get Around Much Anymore" (though i think it's not Cole who first made it popular). Next was rather mellow Chaka Khan's "My Funny Valentine" and one of Ella Fitzgerald's classic, "Satin Doll". Her improvised voice met with her group's virtous play made another afternoon to enjoy. She even joked about the basic every jazz-lovers should know: there's no mistakes in jazz play, there are only improvisations!

The show continued with wedding-favourite "L-O-V-E", which was her first song to learn back then. Playing a more pop "For Once In My Life" from Stevie Wonder to add another beat, before adding "I Love You For Sentimental Reason" near the end. And after "Route 66", it's finished.

Another 10 mins before the main show began, and a Chaka Khan impersonated showed up on stage, introducing herself as Monica Akihary, and start the act with a marvelous voice, one of the kind of Al Jarreau's or Ubiet's (Krakatau). With a lyric that include indonesian famous folk song "Naik Ke Puncak Gunung", she really made the audience feel like exploring the deep Indonesian culture by acculturation. And the songs that followed next were also of her native folk songs, those she mixed with jazz compositions (actually, they are rather "free compositions", but jazz is all about freedom, huh?). Well, it's only thing i could tell, for every song was as strange as a kitten in rodent's nest, but the richness of such compositions made everyone wouldn't be willing to leave before it's really over (besides of the Heineken's free flow, though...)

See you at this year JAKJAZZ... BOI AKIH will be there, along with some of the finest of world's jazzist!

Thursday, November 20, 2008

[new] Komputer Kemis: Gratis, Apakah Suatu Solusi?

Alright then, another feature column, born by accident...

Bicara komputer itu masalah napas hidup modern, teknologi terpopuler saat ini. Ada temen yang bahkan lebih baik tidak makan 2 hari daripada tidak online sehari. Dalam konteks lain, ponsel sekarang sudah bukan barang tersier (mewah) lagi, melainkan naik pangkat menjadi setara pangan-sandang-papan.

Teknologi itu kreasi, hasil dari imajinasi dan pengetahuan yang pas, dan mendapat pengaruh juga dari adanya pergeseran kebutuhan manusia yang semakin bertambah. Semakin maju produk yang dihasilkan, otomatis semakin mahal harga yang harus dikeluarkan untuk mempunyainya. Jadi, semakin mahal suatu produk, semakin bagus juga kualitas produk tersebut. Benar begitu?

Gratis adalah kata yang tetap laku dicari, tapi hampir pasti juga diiringi kecurigaan. Coba, siapa yang ga mau ditawari orange juice di waktu panas terik di tengah Passer Baroe? Tapi jika kemudian ada satu saja orang yang keracunan di sana, kecurigaan pertama pasti ditujukan ke barang gratisan itu. Dalam dunia industri, sesuatu yang gratis itu adalah sesuatu yang mutlak tidak perlu diperdebatkan lagi keadaannya. Bila itu jasa gratis dan kurang memuaskan, komentar yang timbul adalah, "Sudah gratis kok minta lebih?" Jika itu barang, maka sebaiknya diterima "as is", jangan banyak protes.

Gratis di dunia komputer? Pasti larinya ga akan jauh dari open source software (OSS). Banyak yang masih tidak yakin kalau sesuatu yang didapat cuma-cuma (para penggiat OSS menolak kata "gratisan" untuk menghindar dari kesan di atas, karena mereka punya tanggung jawab terhadap produk ini dan serius menyempurnakannya) mutunya bisa sebagus barang yang mahal (walaupun mungkin didapat dengan cara membajak, sesuatu yang sudah seperti makan nasi di Indonesia). Dalam hal operating system, pertarungan di garis depan adalah antara Microsoft Windows dan Unix/Linux. Seberapa jauh klaim dan praduga ini terbukti? Suatu yang bahasan akan dimulai, dengan subtopik yang pas dan semoga tetap objektif.

Wednesday, November 19, 2008

[new] Renungan Rebo: Waktu - Yang Gratis, Yang Tak Ternilai

Renungan Rebo... kedengerannya maksa? Emang, kreativitas itu pertama kan terlihat memaksa, ntar juga terbukti bagus (GeeR!)
 
Beberapa hari ini mungkin bukan hari dimana semuanya berjalan baik. Fisik sedang drop, ketauan dari bersin (lebih dari) tiga kali sepanjang siang. Akhirnya keputusan berat pun harus diambil, tidur di waktu hari masih sore, di kantor (cukup beruntung punya kantor yang ada musholanya, hehehe...). Kalau mau diurut-urut lagi kenapa badan bisa sakit kali ini, akhirnya akan kembali lagi kepada omongan Papa: siklus hidup yang tidak teratur! Ditarik ke gambar besarnya, ini masalah manajemen waktu.
 
Setiap orang pasti punya masalah pribadi dengan waktu. Kita semua diberikan waktu yang sama oleh Tuhan. Mungkin kalau bicara keadilan dalam arti mendapat barang dalam jumlah yang sama, tanpa peduli tua atau muda, besar atau kecil, laki atau perempuan, aktor atau politikus, maka ini adalah saat dimana keadilan ditegakkan dengan benar. Bahkan dengan binatang pun kita mendapat jatah yang sama: 24 jam dalam sehari. But we always take free things for granted. Akui saja, barang yang gratis itu cenderung disia-siakan, kurang, atau bahkan tidak disyukuri. Padahal waktu adalah salah satu dari pemberian Tuhan yang paling berharga.
 
Kita mungkin bicara soal prioritas ini-itu, sementara dilihat dari waktu yang kita luangkan, jarang sekali cocok dengan apa yang diprioritaskan. Bicara keluarga sebagai prioritas utama, tapi waktunya dihabiskan di luar rumah. Mengelak dituduh workaholic, namun tidak pernah melihat matahari terbit maupun tenggelam di rumah. Mengaku Tuhan adalah anugerah terbesarnya, namun sering lebih tertarik pergi memuaskan hobi daripada bersekutu bersama kawan seiman.
 
Itulah sebabnya mengapa penjahat dihukum dengan memasukkannya ke penjara, dimana waktu terasa begitu berlimpah. Di sana dia dapat menerima sang waktu dengan semaksimal mungkin, waktu yang dapat digunakan untuk merencanakan hidup yang lebih baik, supaya saat keluar nanti, diharapkan ia lebih bijak mengatur waktunya dan menjadi manusia yang lebih berguna.
 
Kalau diurut-urut lagi, apa saja sih yang mengkonsumsi bagian waktu terbesar dari kita? Mungkin bagusnya dilanjutkan minggu depan yah, sambil tulisan yang lebih rapi disiapkan, hehehe...

Monday, November 17, 2008

Let's Start the Countdown, shall we?

Mentog terus ama koneksi inet terus nih kalo gini caranya...
 
Emang sih ada harga ada rasa, modem murah ya jarang bisa jalannya, gosh... Padahal pulsa gue masih banyak neh, mo diabisin! Btw, selamat ultah bwat ciMel, kali ini ga telat lagi (biasanya kalo telat, skalian ga ngucapin, hehehe...)
 
 
Orang bilang masa-masa menjelang hari jadi itu berat. Menegangkan, penuh kejutan, kadang menyebalkan, dan cenderung mendemotivasi, terutama buat yang ga kuat mental. Hey, i'm on the edge of entering the 30s club (oops, ini artinya bentar lagi my bro Chan bakal masuk ke club forties??!!! OMG!!!!!!!!!!!!! hahahaha....) Dan kurang jelas apa coba, isu di deket-deket umur ini ya seperti yang gue dah tulis di artikel ini. Well not me, jangan ngomong masalah itu ke gue, jawabannya pasti cengar-cengir lagi, i'm not really into it.
 
 
But honestly, i think there's something... err, i mean someone... that still get hung in my mind, a portrait of what i dream of this nights and days of my searching for "her". I admit that i tend to play God comes to this kind of situation i can't decide on my own, so pretending as much as not need, yet need, not thinking of, yet thinking a lot of, as much great pretender as "QUEEN" itself. Shall i, then, wake up and do something, rather than just sleep and dream, like i did last occasion, when i got a glimpse of her inexpectantly? Don't know, think that i'm not born as a male naturally...
 
Assume i take those steps, than should we start the countdown; a countdown not only for the day o' my own (not in the 30s though, maybe try again next year), but a day searched of a lifetime to fit perfectly for both children of GOD. And that not of my own might, but by the will of the Almighty that planned since the beginning of time, to Him glory of all the world.

Thursday, November 13, 2008

[imel] it's beginning to look a lot like X-mas...

I can smell the holiday odor as i walk in a shopping mall, south of Jakarta...

Cut the crap
! Ga usah heran kalo PIM itu udah jadi makan siang gua, ibarat kata perut gue ga enak kalo belon mendapat pelampiasan di sana (yang sering denger cerita gue pasti ngerti apa maksudnya,
hehehe...) It's november honey... dan udah pasti udara liburan akhir tahun sudah dihembuskan oleh para pengusaha kapitalis yang ingin memanfaatkan jiwa yang terikat pada promosi kata-kata manis dari iklan besar dengan berjuta lambang "%" terpampang di mana-mana, dari koran gosip ibukota, sampai baliho halte bus di pinggir kali. Mungkin belum saatnya alunan lagu Natal dikumandangkan, tapi irama jazz ringan sudah cukup nikmat mengantar diriku untuk sejenak beristirahat di ruang istirahat PIM...

Ngomong-ngomong soal november, wew, tadi pagi bos gue dateng-dateng langsung memproklamasikan akan adanya jatah IZZI Pizza khusus dari gue... Dengan kecerdasan gue yang di atas rata-rata, ga susah untuk menebak bahwa bos gue pasti salah inget hari ulangtahun gue (bahkan yang lebih parah lagi, ex temen kantor gue pas gue tanya, malah ingetnya gue ultah juli... perasaan ini udah tiga tahun berturut-turut dia nebak gitu, ck..ck..ckk!!!) But, boss never wrongs, soo... ga tau juga sih mau ngapain hari ini, sebelum kemudian ada kejadian yang ga terduga...

Memang hari ini sudah menegejutkan dari awal, waktu gue dapet sms sumpah serapah dari satu kolega AORA gue, yang misuh-misuh (LAGI?!!) karena kolega yang lain lagi, ternyata masuk top predictor di salah satu aplikasi fesbuk. Sumpah mati asli norak bangeddd, sampe gue merasa perlu untuk masang kronologi peristiwanya di album poto gue di fesbuk... Nah, sebelum gue sempet ngerjain itu, datanglah orang dari lantai bawah minta ditolongin instal software, yang katanya ga bisa jalan pas dipindahin ke laptopnya. Malah sempet gue mo diculik ke kalibata segala... Terang aja gue nolak, takut euy!! Kalo ntar nasib gue jadi pahlawan revolusi kaya 6 jenderal pas gestapo gimane?? Banyak kan yang bakal menangisi kepergianku, hiks hiks...

Niwei, akhirnya dia ngalah dan bakal kembali siangan nanti... Trus pas dateng, bos gue (yang tadi nuduh gue ultah ari ini) udah ada, dan sama-sama ngerjain itu. Eh, dari becanda minta ongkos kerjaan, akhirnya malah beneran dapet 2 large pan Stuffed Crust buat snack sore, tanpa gue harus keluar duit dan mengorbankan ultah gue yang sebenarnya! Mungkin ini juga yang denger-denger bikin Gita mules-mules di sore hari...


Hari ini cukup sudah gue warnai blog dengan warna-warni Natal nan ceria; it's really beginning to look a lot like X-mas... (soundtrack from Home Alone 2)

Wednesday, November 12, 2008

12 Nov - give me twice as many

Familiar dengan Semarang, hari ini gue kaget tiba-tiba dapet telfon dari someone di sana.. Yah, biasanya kadang ada sodara yang suka telpon, tapi nomor ini ga gue kenal. Dah gitu ternyata temen gue; siapa? Ini dia, orangnya ngajak tebak-tebakan! Ketauan sih akhirnya, dan karena dah lama (banget!) ga kontak, ngobrol lamaaa juga, ampir sejam. Intinya sih satu, mo nambahin kesibukan gue di akhir bulan ini, dengan undangan resepsi pernikahannya di Bogor. Obrolan kita pun seputar update temen-temen seangkatan, terutama yang deket dan selalu termonitor keadaannya, plus yang enak dicela tentunya (seperti "kojak", hehehe...)

Lucu juga. Kadang gue ga nyangka kalo di kisaran umur segini, kok temen-temen gue masih ada aja yang belom menikah, walaupun udah ada calonnya, dan udah lama pula pacarannya. Gue yakin alasannya bukan kecocokan, ataupun kemantapan (sok tau ya gue??); apa mungkin sebagai "anak Tuhan", memang berat pergumulan untuk menuju ke pelaminan. Istilah "sekali lancung ke ujian..." itu bener-bener harus diterapkan dengan harga mati. Ah, mungkin emang gue orangnya terlalu santai, dan ga ngerti masalah yang terlalu berat seperti itu. Lagipula, dengan menulis ini, tokh gue belon bercermin ke diri gue sendiri, yang sampe sekarang masih aja calon-less. Bukan berarti gue berniat ga kawin (sori yah, gue penganut mahzab "Kawin Itu Enak"!!!), tapi topik seperti ini memang yang paling menarik untuk diobrolin, karena kebanyakan alur logikanya hanya ada 2 kontras: Kawin dan tidak, pacaran dan tidak, laku dan tidak, cakep dan tidak, janda dan duda (eh, yang terakhir ini bukan!). Padahal kenikmatan dunia kan ga cuma ini (walaupun dengan berpendapat seperti ini, gue beresiko besar dikeluarkan dari anggota mahzab ybs di atas...), malah kadang ini bisa jadi neraka di dunia. Jadi bijaklah kalian menerjemahkan suara Tuhan, jangan disalahgunakan sesuai perasaan jangka pendek.

Serius yah topik kali ini... Kalo mo lebih serius lagi, mungkin langsung aja masuk ke situsnya TELAGA (diklik aja). Takutnya ntar kalo lebih serius, bakal nyaingin situs asli; padahal ini kan cuma tulisan serba-serbi doank...

Tuesday, November 11, 2008

A Month So Jazzy

Wokeyy...
Belom pulih semua hari ini, ya koneksi inet di kantor, maupun mood nulis gue ;D  tapi gapapa, let's start the day with a surprise or two...
 
Pagi-pagi buta, mommy udah buka pintu kamar pamitan; gue sempet nyahut iya, tapi abis itu malah ga bisa tidur bentar... Oops, tadi pamit mo ngapain sih? Kalo cuma pergi ke pasar doank mah biasanya ga pamit kok; trus ini... bentar nyalain hape... buset, jam 4??!!! Ga taunya ada urusan ke semarang, tadi pagi nanya bokap, katanya pulang baru besok. En dia juga confirm bahwa hari ini no walk-thousand-miles day, ocey then..
 
Nicutea udah siap nyapa gue di fesbuk, bertukar dialog deh barang sebaris-dua baris, ngajakin ber-jaz-ria... Ok, kayaknya kembali ngingetin gue bahwa gue sebenernya mo nonton acara jazz di jazzy month ini (pas banget emang gue milih bulan ini buat waktu lahir gue, huehehehe... eits yang ga lahir di bulan ini jangan protes!!!), tapi ga bisaaaa!!! Ok, tanggal 23 yang minggu itu, gue udah janji nganterin adek gue ujian aikido di daerah mo ke kantor, dan pulangnya bisa sampe jam 12an gitu, padahal di saat bersamaan... 31ST JAZZ GOES TO CAMPUS is coming to town! err.. ga dateng ke town sih, tapi town coret: depok, kampus FE-UI as usual. Dan seminggu sesudahnya ada acara jaz, tapi ga pernah gue ikutin karena bikin kantong (dan yang punya) histeria-ria-ria... yaitu 10th annual JakJazz. Well, let's see apakah akhirnya ada di antara acara-acara ini yang cukup beruntung untuk gue hadiri (dan guenya juga harus cukup beruntung untuk bisa hadir di sana, gosh...)
 
 
Let's Jazz this month!  ..oh, and before too late, happy birthday to Irwan ;)
 
btw, ini bisa dianggep artikel muzik ga ya??

Monday, November 10, 2008

Awas: Penyakit Males!

Males ah nge-post ari ini...
Kayaknya cape dari sabtu kemaren masih nepa nih, jadi pas kemaren jadi sleeping day, hari ini belom jadi waking day-nya, udah gitu inet kantor trobel mulu, yang ada makhluk di sebelah gue ngomel-ngomel, dan gue jadi terganggu... tidurnya, hahaha... Otomatis nyari berita feeder buat blog ari ini pun jadi ga bisa, agak sorean baru bisa, dan udah males (lagi!) karena ujan yang dingin, brrr!!! Ujan ini juga bikin gue ga jadi beli engsel lemari di pangpol, sebenernya darurat neh karena bokap kan libur besok, biasanya dia suka ngerjain gituan... Oops, jadi inget deh besok mo ketengan, a walk-a-thousand-miles day it is; ato kali ini nyobain speda aja yah? Nekad nek lagi ujan-ujan gini.. Tapi sapa tau mama alam sedang mendengar pintaku dan mengabulkannya, hohoho... Sekarang tinggal mau ga gue bangun labih pagi, biar keburu naik sepedanya ;p
 
Pulang ah, i love u, gudbai...
 
 
P.S.: ohya, gimana kalo senin waktunya bicara pelem? ato musik? secara hari paling ngebetein sedunia kan (eits, bukan buat gue yah, itu mah buat orang-orang yang pada ga niat kerja/kuliah/sekolah kaya lo-lo pada, huehehehe...)
 
P.S.: (LAGIII!) breng!@#$!!! Gue kan nungguin donlod apdet anti-virus, napa ga slese-slese yah, ngulang mulu? Tau gitu gue pulang dari tadi!!!!!!!!!!!!!!!

Friday, November 07, 2008

[imel] Too Much Information Will Kill You?

Terlalu banyak imel setiap hari yang gue terima, membuat arus informasi berjalan terlalu cepat di sekitar gue; buzzing things passed around me, yet they were unimportant, small detail that consumed most of my time.. Ga heran sampe gue menjadi "sangat responsif" terhadap info-info dari imel-imel ini. Segala macam info, joke, gambar, animasi, klip lucu, apa pun itu bentuknya, bisa datang menuju inbox gue berkali-kali. Yang jelas, dibanding temen-temen di sekitar gue, tebak sapa yang paling jayus kalo diceritain sebuah joke? GUE! Abis udah denger sih sebelumnya.. Tapi siapa juga yang suka tulalit nanggepin suatu gosip? Gue juga!
 
Lho, kok  gue juga???
 
Banyaknya imel itu gak membuat gue well-informed dengan hal-hal yang terjadi di dunia ini, malah kadang buat gue gondok karena waktu untuk donlod imel jadi lamaa, dah gitu belon abis dibaca, udah ada antrian imel baru... Bisa dibayangkan, gue adalah orang pertama yang langsung minta mati aja ke Tuhan kalo disuruh pake blackberry ama bos gue. Bukan apa-apa, gue yakin banyaknya imel itu bakal ngalahin jumlah tarikan napas gue dalam sehari. Hiperbolik? Emang, baru tau??! Nah, akhirnya gue suka kelewatan berita-berita yang kadang cuma ada 1 di inbox gue... Kan ada berita populer yang saking tenarnya, banyak yang forward. Tapi ada juga berita unik yang ga ada dobelannya. Akhirnya gue ga ngeh pas tiba-tiba Dewi Persik udah cerei, ato Angel Karamoy hamil di luar nikah. Sayang padahal, udah buat album rohani gitu, mo ngomong apa ama dunia kalo kayak gitu? Eh, maap sodari-sodara, kok malah jadi curhat colongan gini yah gara-gara dulu sempet naksir doi tapi ga kesampean...
 
Tapi mo gimana lagi, gue emang kesel, sama seperti kesel gara-gara teller di bank NISP Pondok Indah Plasa 5 tiba-tiba berubah. Sebabnya sama: kurang informasi! Udah lama emang gue ga nyetor di situ, karena kadang kalo lagi tugas di luar kantor, ya gue nge-bank di tempat lain juga, skalian biasanya menghemat uang parkir. Kemaren pas ke sana, taunya si manis yang biasanya nyapa gue karena udah apal, diganti ama sesosok trainee. Plus ada emak-emak ngomel-ngomel pula, bikin gak nyaman sama skali... Doooh, padahal sosok manis di meja itu selalu jadi penghibur setia gue sebulan sekali. Maap yah daku tak sempat mengucapkan kata-kata perpisahan...
 
Ok, balik to the blackberry, shall we? Ada yang mo beli ga? Harganya kalo diliat-liat sih ga mahal, untuk ukuran orang kaya. Lagian orang miskin mana juga yang mo beli blackberry? So, kalo lo pengen beli blackberry, tapi ngerasa harganya kemahalan, tau diri ya guys, means that cutie little thingy is not meant for you!! Karena itu berarti lu belon pantes punya barang itu. Tadi pagi gue cerita-cerita ama bokap. Bokap gue cukup menemukan kesenangan dalam menjual barang yang satu ini, karena cukup langka, dan perbandingan antara revenue/effort ga separah hape-hape lainnya. Dengan terbatasnya penjualan barang resminya, sebenernya yang dapet untung akhirnya barang gelapnya. Hal yang sama juga terjadi dengan i-phone. Barang ini sebenernya ga butuh waktu lama untuk jadi populer di indo, kalo aja barang resminya buruan dirilis di sini. Tapi karena ga ada kabar soal itu, ya kembali lagi, barang gelapnya merajalela di pasaran. Sebenernya kalo bokap gue mau agak sradak-sruduk, dengan modal internet unlimited 100-200rb sebulan, mungkin dia bisa jualin barang-barang ini, yang infonya dengan gampang berseliweran di inet. Forum terbesar se-indonesia (yak seratus! itu kaskus namanya... sapa tadi yang bilang forum big-reds? ah geer lu mo jadi forum yang terbesar, ntar deh ya kapan-kapan...) dan situs jual-beli paling populer (sepengetahuan gue) yaitu iklanbaris.com punya banyak sekali barang kayak gitu, begitu juga situs ponseljakarta. Jangankan blackberry atau i-phone, ngomongin kaskus itu sagala aya deh, dari kacamata item nan trendi sampe MacIntosh terbaru (eh, bener yah? soalnya gue semi-ngarang, abis ampir ga pernah masuk situ).
 
 
Oh well, berhubung banjir informasi seperti ini, sebenernya ga salah kalo gue mau jadi semacam prosesor yang mengolah semuanya dan kemudian membagikan kembali ke komunitas (cieileee, bahasanya beratss boo!!!), dengan cara menulisnya di blog. Niatnya bener-bener tulus murni seputih salju, realisasinya yang jauh milan dari roma (maksudnya posisinya di klasemen seri-A, saat tulisan ini dibuat), jadi malu sendiri deh kalo dicela-cela ama sesama blogger lain yang lebih konsisten...
 
Rencananya ke depan gue akan menulis berbagai hal-hal topikal berdasarkan hari-hari tertentu dalam seminggu. Topiknya kira-kira: (i) film; (ii) musik; (iii) sosial; (iv) gaming; (v) WWSD (what would steve do); (vi) church-time devotional. Yang sudah pasti itu adalah poin (i), (iii), (v). Poin (vi) agak meragukan, karena sebenernya udah ada blognya tersendiri, tapi ga pernah diisi; sedangkan topik olahraga ga masuk di sini, karena udah ada blog yang lain. Dan bukan hanya satu, dua, tapi TIGA, sodara-sodari... Jadi malulah daku kalo sampe semuanya terbengkalai, seperti yang pernah diprediksikan oleh rekan blogger gue. She seems to know me better than i do, hohoho...
 
 
Key now, before i end this post, here is one of my all-time favorite humor column, from an Indian-born American columnist, Melvin Durai. Enjoyclick to enter site

[imel] Siap Untuk Menulis?

Buat yang bilang kalo nge-blog sehari sekali itu susah, siapa bilang? Buat yang bilang itu perkara kecil, masa siiihh???
 
 
Jadi maksudnya apa?
 
Sebagian orang bilang kalo nulis itu masalah bakat, talenta yang dipunyai sebagian (kecil) manusia di dunia ini. Sementara menurut bang Arswendo Atmowiloto (yang dulu di Hai pake nick Wendo --maklum, suka baca Lupus di taon 80an...), asal kamu bisa baca dan tulis, maka kamu bisa jadi penulis. Masa iya segitu gampangnya? Mas Wendo, dalam bukunya "Mengarang Itu Gampang", dengan caurnya buka-bukaan tentang kepenulisan yang sering dianggap sesuatu yang angker. Dengan nyeleneh bahkan ia mencoba mengeksplorasi ide yang tampak ekstrim menjadi suatu kesatuan. Well, buku ini pertama kali dicetak di awal dekade 80-an, dan menurut pengarangnya: "sedang dijajal dan belum ketauan hasilnya." Kemudian setelah beberapa kali cetak ulang, akhirnya di awal abad ini kembali diperbaharui (gue rasa sih cuma diperbaharui kata pengantarnya aja, hehehe...)
 
Hasil yang belon ketauan yang disebut di kata pengantar edisi pertama itu gue rasa sudah menelurkan penulis-penulis muda yang potensial di era 80-an. Seperti yang gue sebut di atas, siapa anak muda (bahkan anak SD seperti gue waktu itu; juga sampe orang yang sudah kerja kayak bokap gue) yang tak kenal LUPUS, stereotip anak SMA bertongkrongan rambut gondrong di depan a la John Taylor, yang selalu tak lepas dari permen karet. Juga teman-temannya seperti Boim, Anto, Gusur, Fifi Alone, serta Lulu adiknya dan ibunya. Setelah itu muncul OLGA, potret anak SMA yang berkuncir dua dan suka sekali bersepatu roda kemana-mana. Bicara mengenai Hilman Hadiwijaya, memang akan sangat memakan waktu, karena orangnya jelas lebih kreatif dari pada tokoh ciptaannya, yang punya keisengan luar biasa, tapi tetap beretika.
 
Jangan lupakan juga Gola Gong (maaf ga tau nama aslinya, khilaf nih lupa..) dengan Roy yang selalu menyajikan balado.. eh, balada maksud gue, dalam "Balada Si Roy". Berhubung belom pernah baca, ga cerita sekarang deh yaa... lain kali deh, janji! Belum lagi Fira Yuniar.. waduh maap salah orang, Fira Basuki maksudnya, yang sangat terobsesi dengan rumah, jadi novel-novelnya pasti berjudul bagian-bagian dari rumah, seperti "Pintu", "Jendela", "Atap", "Pager" (yang terakhir boong). Masih ada yang ga disebut di sini, karena keterbatasan ingatan gue, yang waktu kecil dulu selain baca bukunya Hilman, juga Astrid Lundgren, Alfred Hitchcock (Trio Detektif), dan R.A. Kosasih (cerita wayang, penting untuk mengobarkan semangat hobi perang, hohoho...)
 
Belum lagi dengan komputer yang ga banyak seperti sekarang, pasti 9 dari 10 anak sekolah dulu punya yang namanya buku harian. Di situ semua keluh kesah ditumpahkan, setelah penuh diganti lagi. Ada yang masih nyimpen, ada yang mungkin sudah dibuang, setelah sebelumnya disobek-sobek karena malu. Dan kalo ada cowo yang protes, sori yah, kebiasaan ini bukan cuma monopoli cewe loh!
 
Jadi, masih ngaku ga bisa (atau ga biasa) nulis? Boong itu. Kalo lo-lo semua bisa ketemu temen-temen yang sama tiap hari dan bisa terus ngobrol tanpa keabisan bahan, artinya lu mampu menulis. Taklukkan kemalasan, dan kebiasaan baru akan kau miliki (seperti lagi ngomong ama cermin!)
 
 
ngomong-ngomong, boleh ga tulisan ini diitung buat hari jumat? kan hari ini gue udah nulis (tapi di blog lain sih)  --kata temen gue, bikin blog kowq buanyak benerrr, kayak mo diisi semua aje... mana kalo diniatin one-blog-one-day, bisa-bisa kerjaan gue cuma nge-blog doank tiap ari, busettt!!!

Wednesday, November 05, 2008

A Little Device that Won't Eat

Udah dua hari ama hari ini, my weenie bittie netbook -- ok, buat yang masih blom tau, karena belon disebut tipenya apa, it's ACER, yang ama sebagian orang disebut "Agak CEpat Rusak!", Aspire ONE versi XP -- mogok bermain-main.  Sebenernya gue beli versi XP ini bukan karena gue pro-Win$, tapi karena ga tahan aja kalo versi linux-nye cuma dijatah 8GB kapasitas penyimpannya, dan itu bukan harddisk pula, tapi cuma solid-state-disk (kalo ga salah itu singkatannya dari SSD) -> catet ini! Makanya gue bela-belain beli versi yang gedean ini, dengan wanti-wanti bakal gue masukin OS linux terpopuler saat ini: ubuntu.
 
Apa lacur (jangan mikir yang ngga-ngga yah, ini bahasa indonesia resmi lho, ada di kamus -- bukan apa-apa, soalnya temen gue yang nama samarannya ARDI suka sensitip denger kata itu), ternyata si mungilku ini ga mo menelan santapan yang sudah kukhususkan untuknya. Dengan perlengkapan minus cd-rom drive, kebayang kan emang susahnya mo instal macem-macem program, apalagi OS yang kudu di-booting (ini masih susah dicari padanan bahasa indonesianya) dari CD. Bisa sih dari flash drive, tapi ngga umum (terutama buat gue! pokoke, semua yang ga umum buat gue, ga umum juga buat masyarakat umum). Dan sekarang, setelah gue belajar di inet --dan ternyata gampang! -- malah hasilnya ga sesuai yang gue mau. Begadang sampe jam 2 pun ga ada gunanya, sambil berharap semoga besoknya (yaitu hari ini), peruntungan gue bisa berubah setelah melihat nasihat para suheng di inet...
 
 
BEBERAPA HAL MEMANG BISA BERUBAH
 
Ga ada yang berubah ternyata, termasuk si kecil yang masih tetap kecil, dan masih ga napsu makan. Mungkin kalo ada yang berubah, itu adalah gue, yang semakin sutressss... karena SPURS, si sayangkoe yang lain, kalah lagi!!! Rekor 0-3 ini sangat menakjubkan, karena selain happening (ini sebenernya bahasa apa seh??!!! bahasa gaul sih kayanya, tapi ga meaning bangeddd dey...) di tahun ganjil yang adalah tahun dimana SPURS bermain lebih baik dari 29 tim NBA yang lain, juga rekor buruk ini adalah pertama kalinya sejak pindah dari Dallas (namanya dulu Dallas Chapparrals), tiga tahun sebelum Tim Duncan lahir. Juga tim yang ngalahin ga jauh-jauh, si Dallas Mavs itu. Dong-dong emang, tiga kali kalah dari tim yang lolos playoff musim lalu tapi langsung kalah di babak pertama. Dan mereka juga sama-sama baru ngerekrut jagoan tua yang sebenernya udah ampir karatan: Shaq (Suns, mid-season kemaren), Jason Kidd (Mavs, mid-season kemaren juga), ama Ron Artest (Rockets).
 
 
KEEP BLOGGING CONTINOUSLY
 
Namanya mo konsisten, kadang ga perlu alasan. Seperti gue, banyak alasan yang gue pake sebagai dalih males nge-blog tiap hari. Kali ini, pertahanan terakhir udah ampir runtuh, karena apa yang gue impikan selama ini sudah terpenuhi. Dengan komitmen untuk one-post-one-day, coba liat aja ke depannya gimana... Kalo untuk hal-hal seperti ini, ngajak temen emang paling enak. Sooo... korban gue sekarang bisa diliat di blog ini. Gue mo coba apakah gue bisa tetep setia, juga sambil ngingetin ni anak ngisi blognya juga, soalnya yang pertama jayus, hahaha...
 
Dan seperti gue akan mencoba melindungi komitmen ini dari si jahat yang merongrong, gue juga pastinya berusaha sekuat tenaga menjaga benteng terakhir motivasi gue, si aspire one yang cantique. Seperti tadi pagi yang berhujan deras-meras (kata majemuk yang gue bikin sendiri), terpaksa gue pake jaket 3 lapis. Yang pertama adalah reguler, CNI punya. Abis pake tas, kudu dilindungin ama jaket ujan asli biar ga tembus air (walopun jaket pertama cukup waterproof). Tapi karena tasnya kegedean, ga muat deh jaket ujannya dikancingin. Kemaren-kemaren gue masih bisa cuek depannya ga pake lagi, tapi kali ini kayaknya bakal basah juga deh kalo ga ditutupin. Untung gue keinget ama jaket ujan senior yang udah dipensiunkan karena kancingnya dah pada copot dan agak robek di bagian kepala, lumayanlah kalo cuma dipake buat nutupin doank, skalian memastikan supaya malaikat kecilku tidak kenapa-napa (buset, udah berapa banyak yah julukan buat netbook ini???)
 
 
TIDAK ADA YANG ABADI
 
Dan ujan itu, selain ga kenal kompromi (iya, masa ujan pas gue udah mandi?? kalo mau turun, pas gue belom masak air donk!! biar gue bisa tidur lageee...), juga ga kenal tempat, dan ga adil! Setelah melewati setengah lebih jalan ke kantor, yang ada hanya kekeringan abadi (hingga detik ini, di kantor belon ada setitik air pun yang turun, padahal udah mo jam 12 -- apa epeknya yah udah mo jam 12??). Dengan tersapu-sapu malu, daku pun masuk kantor, sambil ngeberesin jas ujan yang banyak dan ribet ini.
 
Sama seperti ujan yang akhirnya brenti, gue pun, walaupun dengan berat hati, harus memutuskan untuk berhenti menulis, meskipun hanya untuk sesaat dan sementara. Sambil terus mengais ide untuk mengisi blog-blog yang lain, termasuk 1 yang sebenernya menjadi favorit gue (favorit koq belom diisi, bener-bener tak terduga!!!), gue cuma mo mengingatkan bahwa sesuatu yang berawal pasti berakhir.
 
 
Hari ini pun berakhir sudah... buat gue!

Tuesday, November 04, 2008

's been 2 nights sleeping with this bluey...

It' s so, so wonderful to realize what my little, tiny, weeny, hunny, bunny, new netbook can do for me... For instance, this tiny machine can keep me from reading e-mail every day and night, because every 30 mins, the program (specific: Outlook Express) would display "low memory space" or some kind of cute message.. eh, now i have the chance to copy-paste the long-sentence: "Outlook Express encountered an unexpected problem while displaying this message. Check your computer for low memory or low disk space and try again."
 
So comforting, knowing my little thingy care that much for me, and today i just want to know how high it can handle various pressures from my job which requires great responsibility. So far it doing fantastic, and if this ideal condition works too long, i might catch cold as well, for working forever young. For a machine so compact, soon it'll close some program because of heavy burden, and now i shall go home and eat some dinner while spending a nice and relaxing time... with this cutie, if it's still in a perfect condition.
 
 
And i hope it is!
 
(gosh, i still haven't updated the salamolahraga blog, and posted in my new blog as well)

Sunday, November 02, 2008

Komputer Baru, Hidup Baru?

Punya laptop baru ternyata seperti mimpi menjadi kenyataan buat gue. Bagaimana pun itu, akhirnya gue dapat ikut memberikan sumbangsih bagi visi para pihak-pihak yang sangat berdikasi dalam bidang IT untuk mewujudkan satu laptop bagi setiap anak di dunia. Sebagai salah satu anak di bumi "emerging country" (baca: negara berkembang... atau negara ketinggalan lebih tepatnya), tentunya lebih sulit menggapai mimpi itu, walaupun telah banyak yang mendahului gue dalam menjadikan mimpinya suatu kenyataan yang indah. Dan saat ini, jangan salahkan gue kalau gue menjadi sangaaattt bahagia, tidur pun rasanya ga senikmat biasanya.
 
Sambil jajal barang baru, gue juga pengen bereksperimen posting ke blog dari imel langsung masuk ke blogger.com, berhubung sekarang kalo mo posting dari rumah berarti kudu modal sendiri, dan dengan segala hormat, gue belum mampu untuk membiayai sarana GPRS-3G-3.5G, walaupun untuk cepekceng sebulan sekalipun. Untuk daripada karena itulah, sebisa mungkin koneksi dihemat sangat. Makanya tadi tak terbilang gondoknya pas gue tau pulsa GPRS gue kesedot gara-gara media player ngambil info album lagu yang lagi gue puter, AAARRGGGHHH!!! Buat yang tau tips-tips gimana supaya kalo di rumah gue bisa menghemat pulsa koneksi inet, tolong yah gue yang pelit ini dikasi tau, terima kasih loh sebelum dan sesudahnya.
 
 
Arrivederci, monami!
KJB A3/15
 
P.S.: untuk kepentingan ilmu pengetahuan, maka gue ga akan meng-edit posting ini, pengen tau aja bagus apa jelek sih posting langsung dari imel, bukan dari situsnya gitu... tes link ke blog gue yang lain ;D

Wednesday, September 24, 2008

24 Ramadhan 1429H: Ngerayain ultah Papa... jg buka bersama di RMB, slurp ;D

Haven't i told you guys that 24 is our (my family) great day? It's a joy as it must be, a precious gift one can receive, and as happy as i was years ago, so i also enjoy waiting for this day ;D

Asa yang terjalin ternyata sejalan dengan kenyataan, karena memang semuanya sudah direncanakan oleh Sang Maha Besar untuk kebahagiaan umat-Nya (walaupun tidak tertutup kemungkinan ada yang kurang beruntung di hari tersebut, penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-sebesarnya, dan semoga tiap hari tetap menjadi berkat untuk masing-masing ciptaan-Nya)

Ok, cukup yah ngecapnya, cup..cup..cup... ;D
Sekarang ke bagian ceritanya: kalo misalkan masih belon jelas kenapa 24 itu gue sebut sebagai hari keluarga gue, berarti kalian belon baca artikel tentang ini (atow gue belon buat tulisannya... err... kayaknya untuk saat ini, yang bener adalah pilihan yang kedua :"> ); yang jelas bukan karena ada film seri "24"! Spesial di bulan ini bokap gue satu-satunya ultah (bulan September ya maksud gue, bukan bulan Ramadhan; gawat kalo bokap gue ultahnya di tanggal 24 Ramadhan, susah ngitungnya, hehehe...). Dan memang apa yang gua tulis di atas itu gua rasakan langsung kemaren...

Kegiatan gue biasanya di hari kerja udah padat, sampe pulang aja jarang di bawah jam 8. Kalo ga ngelesin, ya ngeblog ato browsing di kantor sampe teler, hehehe... Entah napa, hari rabu ini, semua jadwal les kosong (termasuk yang baru minta dilesin, soalnya ada ulangan yang ga pas, jadi mo skalian di hari kemis aja...) Eh, taunya minggu lalu gue denger keputusan direksi mo ngadain makan-makan buka puasa bersama di hari yang sama. Namanya acara kayak gini, pastinya ga makan waktu di atas jam 7 kan? Wong buka puasanya aja jam 6 kurang, hehehe...


(lanjut ntar yah...)

Friday, September 12, 2008

12 Ramadhan 1429H: Anniv2@Somewhere_Costly.com

Buka puasa kali ini udah jelas: gue ga boleh kemana-mana abis pulang, duduk yang manis di rumah nunggu dijemput untuk pergi makan bareng! Hehehe, jelas donk, kan ini anniversary bokap-nyokap gue. Err, buat yang bingung kenapa ada dua (liat di sini), terang aja ada dua, jangan bikin gua jadi bingung juga donk. Wong di hp gue aja tulisannya "Anniv2", untuk membedakan dari Anniv jilid 1 yang hanya Tuhan kehendaki sampai seumur perak... Well, i'm not that sad, it's happy day anyway ;D

Tempat yang kita tuju kali ini adalah... D'COST! Pergi dari rumah, ngelewatin restoran yang cukup mewah, YA YI. Nama yang aneh, seaneh suguhan yang disajikan di sana. Masih inget kira-kira 2 tahun yang lalu (dia juga baru buka 2 tahun yang lalu), kita merayakan ultah bokap di sana. Ultah yang sekaligus ngerayain anniversary juga sebenernya (karena cuma beda 2 minggu,jadi hemat, hehehe...), tapi bener-bener kesan buruk yang didapat dari sana. Jadi lebih baik ga usah diceritain supaya ga merusak hari baik ini ;p

Saat ini gue mungkin terlalu kenyang untuk cerita, jadi singkat aja. Sudah banyak yang berubah, yang mungkin bakal bikin gue ga mo makan di situ lagi. There's nothing good in there anymore; except the cah kangkong dan (selalu!) nasi putih yang sepuasnya itu (it's a legend! hahaha...) Yang paling bikin gua kecewa sih sambel mangganya, yang super najis, cuma irisan mangga dicampur saos tomat @#$%^&!!!


Konbanwa, minna-san...

Tuesday, September 09, 2008

9 Ramadhan 1429H: Thousand Miles

Sedikit cerita dulu yah tentang Vanessa Carlton, yang nyanyi lagu "A Thousand Miles"... Dia, bersama Michelle Branch, Avril Lavigne, en Norah Jones waktu itu bareng-bareng masuk dunia musik di awal abad 21 ini. Girl Power, katanya Spice Girls waktu. Lucu juga sih, di tahun yang bersangkutan, mereka bersaing di Grammy sebagai pendatang baru terbaik. Hasilnya sih persis seperti yang gue ramalin: Norah Jones. Bahkan ga cuma newcomer terbaik, dia juga dapet beberapa penghargaan lainnya dari genrenya: Jazz. Tapi setelah itu, diantara mereka yang segenerasi ini, cuma mbak Jones ini yang konsisten terus berkreasi. Setelah itu mungkin dek Lavigne, yang tambah nge-rock ama kawin muda (denger-denger udah cerai juga? atau gue ketuker ama beritanya non Spears? hehehe...). Sedangkan Vanessa ama Michelle? Yang pertama sempet kolaborasi ama Counting Crows nyanyiin lagu lawas (modal terakhir kalo lagi butek ga bisa nyiptain lagu, wehehehe...) punyanya Joni Mitchell: Big Yellow Taxi.

Ngelantur lagi yah ke lagu ini... Big Yellow Taxi mungkin salah satu lagu unik yang gue tau (yang lain ngga tau soale), karena nyebut-nyebut soal duit di lagunya. Unik, karena disebabkan inflasi, sebagian dari liriknya juga "mengalami inflasi"... Buat yang penasaran, silakan cari donlod-annya lagu itu, (i) versi eyang Mitchell (gue cuma ada yg live di youtube); (ii) versi tante Amy Grant; (iii) versi Counting Crows abad ini. Perbedaannya sebagai berikut:
(i) they charge all the people ... (maap, gue lupa :"> )
(ii) they charge all the people 25 cents just to see it
(iii) they charge all the people a dollar and half just to see it

Temen senasib yang satunya juga sama, tapi lebih beruntung sih menurut guwe; Michelle berkesempatan menjajal kemampuan gitarnya bersama temen main kakeknya: Santana. Kebetulan waktu itu Santana lagi bikin album yang isinya duet semua, termasuk juga ngatrol ketenarannya Rob Thomas (Matchbox 20) yang waktu itu lagi turun (hehehe...).

Yah, inget masa-masa itu, berarti ngingetin juga ama satu fans beratnya Avril, temen online yang sampe waktu menghilangnya, belon pernah ketemu ama gue... Kenal pertama dari dia kelas 3 SMP, sampe liburan mo masuk SMU, dah gitu... wush..wush..wush... ngilang gitu aja... Rasanya aneh makanya sampe sekarang kalo punya temen online itu, antara punya dan ga punya temen... Seneng ga jelas, sedih juga ga jelas...

Key, sekarang napa kemaren itu gue "walk a thousand miles"... Well, kemaren adalah one of those days dimana kebebasan gue sebagai biker harus terampas (kejam banget bahasanya) oleh ibukota (sort of). Dan mengarungi belantara jakarta dari selatan sampe barat, hanya mengandalkan satu edisi bus, sangat-sangat-sangat menyusahkan. Akhirnya, daripada bete nungguinnya, gue naik bus lain, dan harus turun agak jauh. Sebenernya sih dengan bus yang biasa aja, untuk pergi ngelesin, gue harus jalan kira-kira setengah jam (dengan kecepatan gue yang 20% lebih cepet dari rata-rata kecepatan manusia normal). Nah kali ini, gue turunnya di... ehm, lets see.. lampu merah permata hijau (yang di samping rel kereta itu tuh...) Dari situ harus jalan ke... err... intercon (ntar kapan-kapan gue ukur deh jaraknya pake motor gue). Perkiraan kasar gue sih 75 menit, tapi mungkin karena enjoy, sejam akhirnya sampe juga di tujuan (enjoy?? gigiloe enjoy!!!)

Nah, kebiasaan waktu pulangnya itu gue jalan sampe keluar kompleks (biasanya 30-40 menit, tergantung pace), baru naik angkot. Kemaren (dan udah dua kali ini sih), gue ikut salah satu jemputannya anak les gue (thanks Mite!)... eee ternyata... mereka mo jalan lebih jauh lagi... Langsung aja pikiran buat jalan pulang ada lagi, hehehe... But not my fault, lagian napa juga KWK B03-nya lamaaaa banget datengnya, ditungguin sampe jalan, akhirnya sampe juga di lampu merah srengseng, dah tanggung deh buat naik angkot (tanggung??? tanggung gigiloe!!!). Eniwei... Mite dan ortunya pergi ke satu kompleks pertendaan yang katanya ada ronde. Wah lumanje nih buat alternatip, soalnya ronde di Sandwich Bakar mahal euy... Emang sih tempatnya enak, tapi ngapain pesen ronde anget-anget kalo tempatnya juga anget? Mending pesen di tempat yang emang terbuka dan dinginnnn... Jadi makan rondenya serasa makan ronde (apasiy...?)

Yah begitulah perjalanan gue kemaren yang tidak menarik dan (sangat) melelahkan. Tapi gapapa, kata pak ustadz, perbuatan baik di bulan puasa pahalanya dobel (apanya yang baik yah... jelas-jelas itu pelit, ga mo bagi rejekinya ama supir angkot!), dan tidur pun jadi terasa lelaaaappp sekali... Zzz..Zzz...

Monday, September 08, 2008

8 Ramadhan 1429H: Senen Ke Senen; Partai Pemuda hihihi...

Itu maksudnya bukan senen ini gue pergi ke Senen (pasar di daerah kwitang sono), bukannn!! Tapi cuma mo bilang, dari senen kemaren, pas puasa hari pertama, sampe senen sekarang, pas udah hari kedelapan, ternyata jalanan tetep sepi yah, hehehe... Soalnya minggu lalu, gue beneran takjub ama jalanan yang sepi bin jameelah (maap seribu maap buat mbak mulan, tapi nama mbak udah ganti kan jadi jamidonk?); dan hari ini... ampir sama sih. Bandingin ama selasa-jumat kemaren, ramenya kayaknya normal-normal aja, dah gitu tetep aja selap-selip ga karuan... memang ga ada perubahan sih dalam tingkah laku berjalan-raya.

Ada satu banner yang kocak di perempatan permata hijau, yang di pojokannya ada toko duren gede itu... Di situ liat deh ucapan selamat berpuasa dari "Partai Pemuda", nomor urut pemilu 14. Sambil nungguin lampu merah, gue perhatiin foto pimpinan cabang jakarta barat yang ada di banner itu... Tampangnya ga ada muda-mudanya sama sekali, huehehehe... Maap ya Pak, wong partai bapak aja gue baru kali ini denger ada, jadi pasang-pasang ucapan kayak gitu ga terlalu ngefek kali yaaa buat pemilu nanti.


Found nothin' special after that...

Sunday, September 07, 2008

6-7 Ramadhan 1429H: Ga Ada Yang Berubah di Week-end Ini

Gue bilang ga ada yang berubah, bukan berarti semuanya tetep normal. Ngga! Pembokat gue udah puasa; artinya: dia jadi tambah lemes!! Suwer, tiap gue ngeliat dia, kasian deh... Soalnya dengan badan yang cungkring gitu, plus mata minusnya (jadi plus ato minus nih?? :O ) bikin doi jadi kurang ideal untuk kerja. Tapi kok bandel juga yah, kalo siang-siang masih suka ngelayap aja... Tapi trus tidur siang juga sih, jadi gue juga berharap semoga aja dia ga sakit.

Memang banyak yang berubah: gue jadi ga basket sabtu ini; gedung GMSB yang sudah megah itu ternyata masih butuh direnovasi juga, dan liburnya ga sampe lebaran doank, tapi insya Allah sampe taon kebo... Yang main di seskoal, Ellington (sodara tempelannya Duke Ellington) udah ngasi kabar manis dari minggu lalu kalo di sono juga liburrr!

Yang ga berubah: kalo malem minggu bawaannya tetep aja begadang yah, biarpun udah diniatin mo tidur cepet, ato karena ga ada acara bagus, ato alasan-alasan lainnya... Ntah trus ditelpon temen (ilovelfc8), smsan (R3a), ato YM (asligila), pokoknya kacow deh; not to mention watching joe cole's 2 goals, good for England, not for me (hehehe...)

Jalan-jalan hari minggu ke Mal Puri, tetep aja jalanan kayak biasa, banyak yang ga nurut aturan, plus ada tabrakan di perempatan srengseng-meruya, sebuah motor jadi korban. Maap ya sodara-sodari, gue kabur aja, tokh udah banyak pemain di situ yang udah ga sabaran untuk main hakim-hakiman (puasa bang, puasa...). Masuk kompleks puri, semuanya tambah semrawut, terutama dari sekolah Notre-Dame udah ga jelas gitu. Apa emang tiap bulan puasa selalu rame yah yang namanya supermarket (eh, sekarang udah ga jaman boo... Hypermarket donk!!) Di situ ada Hypermart, menyusul Carrefour yang udah duluan ada di sebrangnya mal puri indah. Ternyata... cuma kusut di pertigaan deket Hypermart situ doank, lucky me yang pake motor, biar pelan tetep bisa lewat ;D

As said earlier, itu hypermarket dari parkiran aja udah kerasa aura ramenya... Masuk, lebih parah lagi, terutama pas liat kasirnya!!! (God give me patience, or i'll punch people in front of me, kekekek...) Tapi gak papa, gue kan biasa pake keranjang (in english: "basket"; possibly because i like basketball *ngawurrr*), dan selalu ada kasir khusus untuk itu. Yang rada salting itu kayaknya SPG-SPB yang bagian icip-icip, pasti rada segan nawarin dagangannya. Dah gitu kemaren gue gedeg banget ama Scotch Brite, mereka buka stand trus puter jingle, udah ngebosenin, diulang-ulang terus, kenceng pulak!!! Ada yang lucu juga sih di bagian Chocolait (apa tuh gue lupa, pokoknya yang produk stik coklat dibikin kayak batang cerutu gitu...), masa sebijinya dijual eceran 540 perak, sementara yang pak isi 8 harganya 5300an. Kadang gue pikir orang-orang di hypermart sejenis ini suka sembarangan kalo ngasi harga, jadi kalo ada cukup waktu, mending dibandingin dulu isi ama harganya, jangan selalu berkesimpulan barang yang lebih banyak itu lebih murah... Seperti pas gue beli kacang kulit sebulan yang lalu, juga di tempat yang sama (walaupun gue harus itung-itungan sampe keringetan, hahaha...)

Friday, September 05, 2008

5 Ramadhan 1429H: Superhero Movie (plus) Happy-Tos (and) Pastello

Pagi dimulai saat gue (dengan sedikit terpaksa harus) menghabiskan bakmi GM sisa kemaren. Dan memang ini adalah cerita sepenggal sisa kemaren, gara-gara Nana&Co. (bukan nama merek donut baru) udah nyediain buanyakkk banget makanan di ultahnya Mite, jadi nyokapnya Mite, yang tadinya pengen ngasi hidangan spesial panjang umur (begitu lah tradisi Cina yang unik dan punya kadar filosofis yang tinggi; makanya bangga donk jadi orang Cina, yang lain cuma bisa ngiri ga bisa jadi orang Cina, huehehehe...) akhirnya terpaksa harus merelakan sajiannya dibawa pulang masing-masing personil ke rumah buat sarapan besoknya...

Berangkat kantor perut udah kenyang nih... Emang ini adalah jumat pertama di bulan puasa, artinya pertama kalinya juga kita ga main bultang di pagi hari sebagai sarana yang mengakrabkan teman-teman sekantor. Ngabuburit yang ideal ya sambil minum air hangat (yang hari ini ga bisa diwujudkan karena air di dispenser abis, dan gue ga tega nyuruh ngisi air, takut orangnya lagi lemez...) dan ngebahas bisbol yang lagi tanding pagi-pagi (biasa, ngeblog ;D ).

Ga tau racun apa, siang-siang gue ditelpon Eko, partner diskusi bisbol gue (namanya udah sering muncul, gue ga mo jelasin lagi ah!), ngajakin buka bersama ama Ardi. Sayangnya nama terakhir ini ga bisa, karena kurang tidur... Ya sudah, dia malah kabur ke PIM mo nonton. Kebetulan, ikutan aja deh, hehehe... Sampe di sana, kebingungan gitu, filmnya ga ada yang pas ama waktu buka. Pilih-pilih, akhirnya SUPERHERO MOVIE aja deh, soalnya gue lagi ga mo mikir nonton filmnya.

Filmnya mah biasa lah, emang lucu dari awal sampe akhir, slapstick banget dengan parodi film superhero dari spiderman, xmen, batman, fantastic four, etc... What so great about this movie is... Singkat bangeddd!!! Ya ampyunnn, waktu buka aja masih sejam lagi, tu film udah selese, ck..ck..ckk... Total gue di dalem teater 2 PIM-I itu cuma satu stengah jam (dengan catetan, 20 menit itu nungguin pelemnya). Walhasil si Eko, dan satu co-workernya pulang dengan membawa bekal buka puasa di tangannya (bukan di mulutnya, huehehehe...). Sementara gue keluar PIM dengan menenteng Happy-Tos di tangan... juga di mulut, hehehe... (maap sodara-sodari, gue lagi pusing-pusing nih abis puasa di hari pertama, kayaknya fisik emang ga mendukung ;( )

Ta'jil di kantor hari ini cukup heboh, yaituuu... GITAAA!!! Hush, orang kok dijadiin ta'jil, kanibalisme itu namanya... Bukan dia yang disantap (walaupun dagingnya cukup untuk kita yang ada di kantor), tapi dia bawain Pastello (singkatan dari: Pastel Elo... ato "Pastel, Gelo"?), yang langsung disambut hangat (pastelnya, bukan Gita-nya). Setelah itu baru kita bubar terkoordinasi, menuju gelapnya jakarta dan masuk ke dalam sepinya akhir pekan ini.


Sekian oleh-oleh buka puasa dari selatan Jakarta (inspirasi dari lagu Dewa 19)

Thursday, September 04, 2008

4 Ramadhan 1429H: Happy Birthday MITE!

Tumben sih hari ini gue ga nongkrongin gorengan ta'jil di kantor... Lebih dikarenakan ada jamuan lebih besar lagi menantiku nun jauh di sana! Bukan, bukan di surga (not yet!), walaupun jauh dari kantor namun dekat (di hati) di rumah (ehehehe...), yaitu di salah satu perumahan mewah di daerah barat (detilnya dirahasiakan).

Yupe! Satu dari anak les gue tepat berhari jadi di hari ini. Dan temen-temen deketnya (salah satunya ya tuan rumahnya, juga cicinya yang eks guwe -- silakan kalo mo mikir yang macem-macem) pengen bikin kejutan kecil sore itu (ga tau yah pas paginya udh dikejutin apa aja), yang jelas sih gue sangat-sangat berbahagia, tentu saja dengan limpahan makanan yang bakal disajikan, huehehehe...
Makanya gue bela-belain pulang kantor setengah 6an, tapi macetnya bulan puasa ternyata bikin streng yah, hegh!!! Sampe di tujuan, udah loyo gitu... Ganti baju, cuci muka, trus ngecas dikit ama mainan "Guitar Heroes" (thanks MoOy ;D), baru deh kita kejutin yang namanya MITE itu!!!

Ga seheboh rencananya sih, yang pake semprot-semprotan (mungkin karena ada nyokapnya Nana, jadi "biasa" aja hebohnya); tiup lilin, potong kue, dibagi-bagiin, dimakan bareng-bareng (kecuali si Tante yang tiba-tiba ngilang), trus potong tumpeng nasi kuning (ini udah tinggal berempat di ruangan), dimakan bareng deh... Tak lupa si Om turut ngucapin selamat via telpon. Jadi kali ini kebalik, biasanya kan belajarnya dulu, baru makanannya dateng.



MICHELLE STELLA MARTHA, semoga sehat selalu, tambah pinter, tambah rajin, tambah lucu (matanya tambah be-Lo yah, huahahaha...), dan yang paling penting: TambAh DewaSa ya! GOD bless!!!


--MITE, dengan pose yang susah untuk diabadikan... tiap kali mo dipoto, pasti deh rambutnya yang berulah, jadi kita sepakat melabelinya: "Sadako's Birthday"--

Wednesday, September 03, 2008

3 Ramadhan 1429H: PIZZAAAAA... Mau?

Sudah hari ketiga, dan hari ini gue cuman mondar-mandir di mal dan ngiler... Eh, gue sih udah lama nyadar kalo di depan PIM yang dulu ada Toys 'R Us itu ada Domino's Pizza; lumayan sih melengkapi khazanah pizza-pizza yang sudah lebih dulu beredar di tanah air seperti Pizza Hut, Papa Rons, California Pizza, Pronto (ini kayaknya ada deh di dalam restorannya yang all-you-can-eat itu..), Izzi Pizza, Pizza Marzano, serta franchise-franchise lain yang gue belon tau karena mungkin terlalu seleb banget...

Dan uniknya lagi, gue juga punya khazanah temen yang berbeda-beda seleranya. Ada yang fanatik bangedd..get..get (!!!) ama Pizza Hut (gue sih yakin pasti dia belon pernah makan merk lain yang lebih enak...), ada yang sering makan Papa Rons (karena lumayan sering loh ngasi diskon, paling sering sih "buy 1 get 1" ;D -- malah ini ada ceritanya: dulu pas kantor gue masih di mampang, di tendean plasa ada satu outletnya yang ngadain "buy 1 get 1" di selasa-kemis; trus kita paling sering tuh beli pas selasa/kemis... sekarang kita dah pindah dari situ, terakhir guwe survei ke tendean plasa, udah tutup tuh outletnya -> apa dulu yang beli cuma kita doank kali yaaa?) Ada yang suka nraktir temen dan sodaranya di Pizza Marzano (padahal setau gue ini species pizza yang mengandung tumor ganas, sejenis tumor yang merobek-robek kantong si pembeli...)

Izzi Pizza is my fave, dengan beberapa alasan sentimentil: pernah dulu gue abis ikut training CNI (pro BOE: ah whatever, bosen gue, masa tiap gue sebut "CNI", harus ada dalam kurungnya kaya gini mlulu...) kita nganterin salah satu temen ke Klapa Gading. Ga salah donk kalo mampir dulu ke malnya (secara gue anak barat yang haus banget hiburan daerah timur). Nah sambil keliling di sono, gue tuh ausss banget!! Dan udah jam 9 pada mo nyari makan dulu nih... Keliling-keliling cari restoran, temen gue wanti-wanti: "Cari yang murah-murah aja yah... Ato kalo ngga, yang terima kartu kredit, soalnya duit gue tinggal dikit." Sama sih, duit gue juga lagi ga ada, trus ngeliat IZZI PIZZA deh (udah gue incer sih dari pertama liat tadi), gue tanya deh di situ... Eh, bisa pake credit card katanya! Udah aja, langsung pada liat mesennya. Plus di situ gue liat "Lemon tea (refillable)", whoaaa... a chance unlikely to be missed!!! Pas ditanya waiter, "Minumnya?" gue langsung jawab duluan: "Lemon Tea!" (agak teriak); dan dodolnya, dua temen gue ini juga mesen yang sama (memang "refillable" adalah magic word yang ampuh). Malam itu gue puassss banget.. minumnya! Gue sih ga bilang pizza-nya ga enak, karena tokh gue bukan penikmat pizza (paling mentok cuma bisa 2 slice dalam 1 rit --emang supir angkot pake rit-- cukup mengherankan buat hadirin yang tau kapasitas perut gue...), tapi gue dengan senang hati akan rekomen restoran ini buat yang pengen makan pizza di kemudian hari!

Hmm well, apalagi yah yang belum gue bahas? California Pizza? Ini kayaknya rentengan datengnya ama California Fried Chicken (CFC) dan California Donuts. Seperti sodara-sodaranya yang dua itu, gue sih meragukan kualitasnya dibanding nama-nama yang udah gue sebut di atas tadi itu... CFC bisa nyaingin KFC di indo karena waktu itu doi cuma satu-satunya saingan KFC. Ayamnya cuma digoreng pake tepung biasa aja, ga kayak KFC yang (katanya sih) digoreng dengan resep rahasia Colonel Sanders (bener kolonel beneran yang kayak di militer apa bukan, gue sih ga teu...), dengan ayam yang diberi tekanan tinggi supaya bumbunya lebih meresap, dll dsb dst... Donutnya grup California (kayak ngomongin grup musik aja nih... eh kemana yah grup musik ini??? one album wonder tok!) cukup enak sih, paling ga dulu kata bokap gue lebih berisi dibanding Dunkin' yang kempes kalo digigit; eh, nyokap juga bilang gitu dink... Sayang, matinya lebih cepet, karena bisnis donut mah saingannya cukup banyak, apalagi Mister Donut, yang kalo dijualin di kompleks-kompleks pake spiker yang ngeganggu banget, terutama kalo biasanya gue lagi upacara di SD dulu pas kelas 5-6 di Abdi Siswa, Taman Aries (halooo, temen-temen AbSis-koe, salam yaa... ;D ) Nah, gue ngomong panjang ngalor ngidul gini sebenernya karena ga tau mo nulis apa tentang California Pizza, wong ga pernah ngicipin... Dan juga ga tau harus nanya sapa untuk tau referensi tentang merk pizza yang satu ini :

Kembali ke Domino's (setelah sekian paragraf, ck..ck..ckk), mohon maaf juga kalo belon ada yang bisa ditulis. Satu-satunya narasumber yang gue tau pernah makan ini, tercatat makan ini terakhir kalinya waktu indonesia belon kena krismon, waktu itu makan di amrik, minta dianter ke rumah. Udah, gitu doank! Ga tau toppingnya ape, rasanye pegimane, pokoke gitu aje dah...


...nanti yah dilanjutin besok, mo balik dulu...

Tuesday, September 02, 2008

2 Ramadhan 1429H: Buka Sebelum Waktunya

Hari kedua, bagaimana rasanya? Masih kuat?


Teman-teman, hari ini gue ga kuat puasa pol, abis sahur setengah 10 cuma segigit roti, maunya sih emang ga puasa -- dan itu udah diniatin dengan masukin donat ke kotak makanan kecil yang siap gue bawa ke kantor, hehehe...

Eh, tapi ini donat bukan sembarang donat yah! Di tengah-tengah kehebohan donat berbahan pengawet mayat (eh salah ding, kayaknya lebih keren punya deh dari yang buat ngawetin mayat, wong disimpen bertahun-tahun aja masih berbentuk donat kok *hiperbolik!!*), gue mo mencoba menawarkan suatu alternatif donat buatan industri rumahan yang dijamin bebas pengawet, malah sehari basi kalo ga dimakan (tapi donatnya jangan dibawa pulang yah, dimakan di tempat aja! kalo mo dibawa pulang, apalagi mo dibuat percobaan, bilang-bilang dulu, ntar gue kasih donat khusus untuk percobaan...), makanya kalo ga abis kan kasian guenya... Ayo yah sodara-sodari, beli donk donat buatan emak gue ini *halah promosi* Kalo mo pesen, tulis aja yah di bagian komennya *loh, masih promosi*

Btw, melanjutkan cerita di hari kedua, apa lacur sodari-sodara umat kesayangan Allah, ternyata saat makan siang dan gue mo membuka kotak makanan, it's somewhere but in my bag, heh??!!!Dan ini udah jam 1, mo keluar agak males (karena lagi maenan fesbuk, ehehehe...), akhirnya bablas sampe jam 3 deh baru keluar makan... Itu pun ga nemu yang pas di hati @#$%^&!!! Eh tapi akhirnya nge-warteg dink... (mahal juga yah dadar sayur ama ampela masa 9 rebu, tau gitu nyoba tempat laen deh...)

Balik kantor, untungnya sang pelayan kantor yang kemarin menghilang tiba-tiba, hari ini hadir sampe jam berbuka... Membuka kemungkinan adanya hidangan berbuka walaupun cuma gorengan, eh ada singkong (!!!) hum yummy... Udah deh, comot sebiji-dua-tiga-empat biji, trus cabut, to the tutorialllllll.......


See you on the 3rd day of Ramadhan...




--ini adalah contoh donat yang halal bin thayyiban, cocok dinikmati sebagai hidangan berbuka, juga teman ngabuburit yang ideal (khusus buat yang berhalangan); bebas bahan pengawet serta mengandung karbohidrat untuk aktivitas sepanjang hari... **berhadiah garpu cantik (display) untuk setiap pembelian 1 loyang (isi 50 buah)**

Monday, September 01, 2008

Welcoming Ramadhan 1429H

Selamat berjumpa kembali, wahai umat kesayangan yang diridhai Allah SWT, kembali kita sambut bulan penuh rahmah, berkah dan amanah bagi umat di Indonesia, yaitu bulan Ramadhan. Bulan ini pasti telah dinanti bagi kita, jadi jangan sia-siakan waktu yang ada sekarang dengan bersantai-santai. Bekerjalah lebih giat untuk meningkatkan pahala, tahan nafsu serakah dan amarah semampunya, dan yang lebih penting adalah: segala perbaikan tingkah laku dan sikap yang telah kalian lakukan di bulan yang suci ini, hendaknya terus diterapkan seterusnya. Karena kualitas keimanan yang baik adalah terus berusaha melakukan yang lebih baik dari hari yang telah lalu. Patuhi pesan-pesan yang tertulis pada Kitab Suci, karena segala yang ada dimaksudkan untuk menjaga hidup kita dalam keteraturan dan keharmonisan.

Semoga ibadah kita dilakukan bukan hanya agar dilihat Allah SWT, namun supaya dapat menyumbangkan kemaslahatan bagi lingkungan di sekitar kita. Amin.



--------------------------------------------------
It's a new day, it's a new start...

That's the way Brian Adams used to sing, ever heard it?

Saturday, August 30, 2008

Bach In Bali (KOnSer dan TaRian) -- Goethe-Haus 29 Agustus '08

Lagiii......


Ngebayanginnya pun gue males, tapi kalo ada tawaran langsung, dengan iming-iming "free", napa ngga juga yak? Hehehe... Begitulah, bukan aneh lagi sih (tapi "aneh buangeddd" :D ) ada undangan nonton pertunjukkan seni di Goethe-Haus, Menteng, bertitel "Bach di Bali -- Robert Brown (Biola) & Nyoman Sura (Tari)". Berikut adalah deskripsi acaranya:

„Partita dalam d-moll untuk biola solo“ ditulis oleh Johann Sebastian Bach dalam kurun waktu 1717-1723 dan meliputi 5 bagian yang diakhiri dengan Ciaccona yang terkenal: Allemanda, Corrente, Sarabanda, Giga dan Ciaccona. Robert Brown memainkan kelima bagian ini, dan mengembangkan cerita untuk tarian yang dibawakan oleh Nyoman Sura dalam “Bach di Bali”.

Di bagian pertama, Allemanda yang lebih bebas dan meditative, Bach mengamati sekelompok penari dan pemusik Bali, yang dibawa oleh orang Belanda ke Jerman dan Bach kagum pada kecantikan mereka yang eksotis. Didorong rasa ingin tahu, dari mana mereka berasal, Bach memutuskan pergi ke Bali dengan kapal.

Bagian kedua, Corrente yang bergejolak, menunjukkan badai di lautan – dilatar belakangi musik yang lembut, sebelum kapal memasuki pelabuhan Bali.

Bagian ketiga, Sarabanda yang seremonial dan agung menunjukkan bagaimana raja Bali menyambut tamunya yang datang dari Eropa. Di akhir bagian ini Bach dan seorang ratu Bali saling berbisik, mereka berjanji akan bertemu kembali.

Bagian keempat, Giga, merupakan tarian pesta yang sangat hidup, yang biasa di pertunjukkan oleh raja Bali kepada para tamunya.

Bagian kelima, Ciaconna yang mencekam, sangat panjang dan penuh perubahan. Dalam bagian ini, Bach mencoba meyakinkan putri Bali yang dicintainya untuk ikut ke Jerman. Bagian ini memiliki saat-saat yang istimewa, a.l. mengingatkan kita akan musik orgel di gereja, misalnya ketika Bach memberitahu sang ratu akan nasibnya sebagai pemusik dalam pelayanannya di gereja di Jerman. Bagian ini berakhir dengan penolakan sang ratu meninggalkan tanah airnya.



Mengenai pertunjukkannya... Buat gue yang baru sekali ini nonton acara dalam kemasan seperti ini, jelas beda yah (komentar ga mutu dari bukan seorang kritikus seni yang handal)