Thursday, November 20, 2008

[new] Komputer Kemis: Gratis, Apakah Suatu Solusi?

Alright then, another feature column, born by accident...

Bicara komputer itu masalah napas hidup modern, teknologi terpopuler saat ini. Ada temen yang bahkan lebih baik tidak makan 2 hari daripada tidak online sehari. Dalam konteks lain, ponsel sekarang sudah bukan barang tersier (mewah) lagi, melainkan naik pangkat menjadi setara pangan-sandang-papan.

Teknologi itu kreasi, hasil dari imajinasi dan pengetahuan yang pas, dan mendapat pengaruh juga dari adanya pergeseran kebutuhan manusia yang semakin bertambah. Semakin maju produk yang dihasilkan, otomatis semakin mahal harga yang harus dikeluarkan untuk mempunyainya. Jadi, semakin mahal suatu produk, semakin bagus juga kualitas produk tersebut. Benar begitu?

Gratis adalah kata yang tetap laku dicari, tapi hampir pasti juga diiringi kecurigaan. Coba, siapa yang ga mau ditawari orange juice di waktu panas terik di tengah Passer Baroe? Tapi jika kemudian ada satu saja orang yang keracunan di sana, kecurigaan pertama pasti ditujukan ke barang gratisan itu. Dalam dunia industri, sesuatu yang gratis itu adalah sesuatu yang mutlak tidak perlu diperdebatkan lagi keadaannya. Bila itu jasa gratis dan kurang memuaskan, komentar yang timbul adalah, "Sudah gratis kok minta lebih?" Jika itu barang, maka sebaiknya diterima "as is", jangan banyak protes.

Gratis di dunia komputer? Pasti larinya ga akan jauh dari open source software (OSS). Banyak yang masih tidak yakin kalau sesuatu yang didapat cuma-cuma (para penggiat OSS menolak kata "gratisan" untuk menghindar dari kesan di atas, karena mereka punya tanggung jawab terhadap produk ini dan serius menyempurnakannya) mutunya bisa sebagus barang yang mahal (walaupun mungkin didapat dengan cara membajak, sesuatu yang sudah seperti makan nasi di Indonesia). Dalam hal operating system, pertarungan di garis depan adalah antara Microsoft Windows dan Unix/Linux. Seberapa jauh klaim dan praduga ini terbukti? Suatu yang bahasan akan dimulai, dengan subtopik yang pas dan semoga tetap objektif.

No comments: