Friday, November 07, 2008

[imel] Siap Untuk Menulis?

Buat yang bilang kalo nge-blog sehari sekali itu susah, siapa bilang? Buat yang bilang itu perkara kecil, masa siiihh???
 
 
Jadi maksudnya apa?
 
Sebagian orang bilang kalo nulis itu masalah bakat, talenta yang dipunyai sebagian (kecil) manusia di dunia ini. Sementara menurut bang Arswendo Atmowiloto (yang dulu di Hai pake nick Wendo --maklum, suka baca Lupus di taon 80an...), asal kamu bisa baca dan tulis, maka kamu bisa jadi penulis. Masa iya segitu gampangnya? Mas Wendo, dalam bukunya "Mengarang Itu Gampang", dengan caurnya buka-bukaan tentang kepenulisan yang sering dianggap sesuatu yang angker. Dengan nyeleneh bahkan ia mencoba mengeksplorasi ide yang tampak ekstrim menjadi suatu kesatuan. Well, buku ini pertama kali dicetak di awal dekade 80-an, dan menurut pengarangnya: "sedang dijajal dan belum ketauan hasilnya." Kemudian setelah beberapa kali cetak ulang, akhirnya di awal abad ini kembali diperbaharui (gue rasa sih cuma diperbaharui kata pengantarnya aja, hehehe...)
 
Hasil yang belon ketauan yang disebut di kata pengantar edisi pertama itu gue rasa sudah menelurkan penulis-penulis muda yang potensial di era 80-an. Seperti yang gue sebut di atas, siapa anak muda (bahkan anak SD seperti gue waktu itu; juga sampe orang yang sudah kerja kayak bokap gue) yang tak kenal LUPUS, stereotip anak SMA bertongkrongan rambut gondrong di depan a la John Taylor, yang selalu tak lepas dari permen karet. Juga teman-temannya seperti Boim, Anto, Gusur, Fifi Alone, serta Lulu adiknya dan ibunya. Setelah itu muncul OLGA, potret anak SMA yang berkuncir dua dan suka sekali bersepatu roda kemana-mana. Bicara mengenai Hilman Hadiwijaya, memang akan sangat memakan waktu, karena orangnya jelas lebih kreatif dari pada tokoh ciptaannya, yang punya keisengan luar biasa, tapi tetap beretika.
 
Jangan lupakan juga Gola Gong (maaf ga tau nama aslinya, khilaf nih lupa..) dengan Roy yang selalu menyajikan balado.. eh, balada maksud gue, dalam "Balada Si Roy". Berhubung belom pernah baca, ga cerita sekarang deh yaa... lain kali deh, janji! Belum lagi Fira Yuniar.. waduh maap salah orang, Fira Basuki maksudnya, yang sangat terobsesi dengan rumah, jadi novel-novelnya pasti berjudul bagian-bagian dari rumah, seperti "Pintu", "Jendela", "Atap", "Pager" (yang terakhir boong). Masih ada yang ga disebut di sini, karena keterbatasan ingatan gue, yang waktu kecil dulu selain baca bukunya Hilman, juga Astrid Lundgren, Alfred Hitchcock (Trio Detektif), dan R.A. Kosasih (cerita wayang, penting untuk mengobarkan semangat hobi perang, hohoho...)
 
Belum lagi dengan komputer yang ga banyak seperti sekarang, pasti 9 dari 10 anak sekolah dulu punya yang namanya buku harian. Di situ semua keluh kesah ditumpahkan, setelah penuh diganti lagi. Ada yang masih nyimpen, ada yang mungkin sudah dibuang, setelah sebelumnya disobek-sobek karena malu. Dan kalo ada cowo yang protes, sori yah, kebiasaan ini bukan cuma monopoli cewe loh!
 
Jadi, masih ngaku ga bisa (atau ga biasa) nulis? Boong itu. Kalo lo-lo semua bisa ketemu temen-temen yang sama tiap hari dan bisa terus ngobrol tanpa keabisan bahan, artinya lu mampu menulis. Taklukkan kemalasan, dan kebiasaan baru akan kau miliki (seperti lagi ngomong ama cermin!)
 
 
ngomong-ngomong, boleh ga tulisan ini diitung buat hari jumat? kan hari ini gue udah nulis (tapi di blog lain sih)  --kata temen gue, bikin blog kowq buanyak benerrr, kayak mo diisi semua aje... mana kalo diniatin one-blog-one-day, bisa-bisa kerjaan gue cuma nge-blog doank tiap ari, busettt!!!

No comments: